Rabu, 20 November 2019

Stimlog serta Poltekpos Tandatangani MoU dengan Aktor Industri Logistik

INFO BISNIS - Dua lembaga pendidikan yang dipunyai oleh Yayasan Pendidikan Bhakti Pos Indonesia (YPBPI), yakni Sekolah Tinggi Manajemen Indonesia (Stimlog) serta Politeknik Pos Indonesia (Poltekpos) semasing tanda-tangani persetujuan bersama dengan (Memorandum of Understanding -MoU) dengan beberapa perusahaan logistik nasional, dan Indonesian Suplai Chain and Logistics Institute (ISLI) di hari ini, 15 Mei 2018, di Gedung Ali Wardana, Kementerian Koordinator Bagian Perekonomian RI, Jakarta.

Beberapa perusahaan logistik yang tanda-tangani MoU dengan Poltekpos serta Stimlog diantaranya ialah PT JNE Express, Kamadjaja Logistics, serta Ark Logistics & Transport. Persetujuan bersama dengan ini menandai kolaborasi serta kerja sama di antara dunia pendidikan dengan dunia industri logistik. MoU ini adalah sisi dari usaha untuk menyiapkan sdm bagian logistik yang sesuai kompetensi serta keperluan industri logistik hari esok yang sarat dengan pendayagunaan tehnologi baru.

Searah dengan arah itu, di kesempatan yang sama Yayasan Pendidikan Bhakti Pos Indonesia bekerja bersama dengan Kemenko Perekonomian RI mengadakan workshop yang mengulas topik “Transformasi Digital dalam Industri Logistik, serta Mendesain Lagi Penyiapan Sumber Daya Manusia Logistik di Indonesia”.

Penandatanganan MoU dan workshop ini didatangi oleh Ketua Yayasan Pendidikan Bhakti Pos Indonesia Hariyanto, Direktur Penting PT Pos Indonesia (Persero) Gilarsi W. Setijono, yang bertindak selaku moderator, Plt. Deputi Bagian Pengaturan Perniagaan serta Industri Kemenko Perekonomian RI, Elen Setiadi, Asisten Deputi Peningkatan Logistik Nasional Kemenko Perekonomian RI, Erwin Raza dan Direktur Poltekpos Agus Purnomo, serta Ketua Stimlog Nurlaela Kumala Dewi

Ada jadi pembicara diantaranya Direktur Penting JNE Express yang Ketua Umum Asperindo, Mohammad Feriadi, CEO Kamadjaja Logistics, Ivan Kamadjaja, Pendiri Ark Logistics & Transport, Rahim Tahir, Direktur Penting Cipta Krida Bahari, Imam Sjafei, President of Indonesia Suplai Chain and Logistics Institute I Nyoman Pujawan, Direktur ALFI Institute Iman Gandhi, serta Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia, Zaldy Ilham Masita.

Ketua YPBPI Hariyanto memperjelas, penyelenggaraan workshop ini mempunyai tujuan diantaranya untuk memperoleh deskripsi mengenai industri logistik di Indonesia serta trend perubahannya di waktu depan. , memperoleh deskripsi tentang kwalifikasi serta kompetensi sdm bagian logistik seperti apa yang diperlukan industri logistik di waktu depan. “Kemudian, cari taktik serta cara belajar seperti apa yang efisien agar bisa sampai kompetensi yang diperlukan kelak,” jelas Hariyanto.

Selain itu, menurut Direktur Penting Pos Indonesia, Gilarsi W. Setijono, muka usaha logistik sekarang sangatlah beralih sebab pendayagunaan perkembangan tehnologi. Pemakaian tehnologi serta pengembangan tehnologi ini, serta mengakibatkan disrupsi atau ‘mengacaukan’ pola usaha logistik yang sampai kini ada.

Peranan manusia mulai diminimalisir, pengurangan tenaga kerja yang lakukan kerja-kerja repetitif dipergudangan contohnya, bukan tidak mungkin ke depan akan di hilangkan. Sebaliknya, pemakaian tehnologi telah jadi hal yang tidak dapat dijauhi. Dari mulai pemakaian internet serta pendayagunaan big data untuk percepat logistik berbasiskan data, pendayagunaan robot pada proses sorting kiriman, sampai pemakaian Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau drone di gudang penyimpanan atau pemungutan barang. Aktor industri harus harus turut mengambil perubahan tehnologi ini bila tidak ingin tergerus dalam kompetisi.

Untuk itu, instansi pendidikan tinggi bersama dengan aktor industri logistik butuh pikirkan lagi penyiapan sdm logistik seperti apa yang harus disediakan untuk penuhi keperluan industri logistik hari esok yang padat tehnologi. Contohnya, lanjut Gilarsi, instansi pendidikan harus dapat membuahkan lulusan yang terliterasi secara baik tentang tehnologi mendatang. Lulusan yang pahami tehnologi, dapat manfaatkan tehnologi, serta bisa lakukan masalah solving.

Workshop ini diinginkan bisa memberikan deskripsi proses usaha logistik di waktu depan, implementasi tehnologi di perusahaan logistik, memberikan deskripsi type pekerjaan hari esok yang diperlukan di perusahaan logistik, dan kompetensi serta profile SDM yang diinginkan oleh perusahaan logistik.

“Jangan sampai instansi pendidikan membuahkan lulusan yang saat lulus kelak nyatanya pekerjaan yang sesuai kompetensinya tidak ada,” sebut Gilarsi. (*)

"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar