Sabtu, 19 November 2016

Jual gorengan di gedung DPR wanita ini kuliahkan anak S2 di Jerman

Jual gorengan di gedung DPR, wanita ini kuliahkan anak S2 di Jerman


Cara Hemat Pererat Pertemanan dengan JalanJalan Latar belakang keluarga yang kurang dapat memanglah tidak menanggung hari esok seorang, seperti yang dihadapi oleh Watiyah yang anaknya dapat kuliah S2 di Jerman. Watiyah, atau yang lebih akrab disapa dengan Mak Wati sehari-harinya berjualan di gedung DPR. Tiap-tiap lantai dirumah wakil rakyat itu jadi tempat ia menjual makanannya. Di gedung DPR tepatnya gedung Nusantara I, beragam makanan basah dia jajakan seperti lontong sayur serta gorengan. Masalah harga, Mak Wati jual mulai Rp 500 hingga Rp 7. 000 dengan keseluruhan pendapatan sekitaran Rp 150. 000 /hari. Sebagai seseorang ibu yang sehari-hari berjualan makanan, Mak Wati sekalipun tidak menganggap bila anak terakhirnya, Riska Panca Widowati dapat meneruskan tahap pendidikan S2 di Kampus Konstanz, Jerman. Ibu dari lima anak itu awalannya melarang Riska untuk kuliah diluar negeri. Larangan itu berawal dari stigma negatif yang terlanjur kuat melekat pada orang-orang, kalau kehidupan diluar negeri lekat dengan kebebasan yang terlalu berlebih. Pemahaman Mak Wati mulai terbuka saat satu per satu kerabat serta orang dekat memberikannya input. Mak Wati juga pada akhirnya berikan restu Riska untuk terbang ke Jerman. Bermodal beasiswa, Riska dapat kuliah di Konstanz serta tinggal asrama sepanjang meniti pendidikannya itu. Mak Wati bahkan juga mengakui tidak tahu menahu mengenai asal beasiswa yang di terima putrinya itu. Bangga serta bahagia dirasa Mak Wati atas prestasi yang dicapai Riska itu. Keadaan ekonomi keluarga yang kurang dapat ditambah pekerjaan sang suami, Wagimin yang seseorang buruh bangunan, bikin wanita paruh baya itu menyimpan harapan yang tinggi pada sang putri. Ia menginginkan supaya Riska dapat mengentaskan kemiskinan di keluarganya. Sepanjang Riska melakukan masamasa kuliah di Jerman, skype jadi jawaban untuk Mak Wati untuk menyembuhkan rasa rindunya. Wanita yang tinggal di Cidodol, Jakarta Selatan itu mengakui kerasan apabila terlibat perbincangan dengan sang putri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar